Sabtu, 17 Desember 2011

Cara Membuat Recent Post di Blogspot atau Blogger

1. Masuk ke dashboard blog anda
2. Pilih ke menu Rancangan/Design
3. Kemudian pilih Tambah Gadget, kemudian pilih Feed

4. Pada kolom ini silahkan sobat masukan URL alamat situs sobat diakhiri dengan kata atom.xml ini bertujuan untuk membuat feed situs sobat dan akan menampilkan artikel terbaru yang sobat publish

 5. Untuk pengaturannya silahkan ikuti contoh dibawah ini
 Dan itulah artikel tutorial yang mengulas Cara Membuat Recent Post di Blogspot atau Blogger dengan mudah

Cara membuat daftar isi blog

  1. Klik Posting, Laman Baru, kemudian Edit Laman, lalu Edit HTML
  2. Pada Judul Laman masukkan Daftar Isi
  3. Masukkan kode berikut pada kotak untuk isinya:

    <link href="http://abu-farhan.com/script/acctoc/acc-toc.css" media="screen" rel="stylesheet" type="text/css"></link>
    <script src="http://abu-farhan.com/script/acctoc/daftarisiv2-pack.js"></script>
    <script src="http://www.oblo.web.id/feeds/posts/summary?max-results=1000&amp;alt=json-in-script&amp;callback=loadtoc"></script>
    <script type="text/javascript">
    var accToc=true;
    </script>
    <script src="http://abu-farhan.com/script/acctoc/accordion-pack.js" type="text/javascript"></script>


    Kira-kira seperti di bawah ini
  4. Ganti www.oblo.id dengan alamat blog anda
  5. Terakhir, klik Tayangkan Laman.

Cara Memasang Widget Alexa di Blog

1.Login Terlebih Dulu Ke Alexa
2.Kemudian Klik Menu Site Tool - alexa widget
3.Masukkan Alamat Blog Sobat Pada Kolom yang Tersedia Misal : http://m-wali.blogspot.com/
dan Klik Build Widget
4.Nah Copykan Kode HTML yang Tertera di Sana
5.Mau di Jelaskan Juga cara pasang Ke Blog? yup  masuk dasbor-Rancangan-Edit HTML-dan tambah/Add Widget.

Senin, 05 Desember 2011

WOW ! 11 Kekayaan Alam dan Budaya Indonesia Yang Diakui Sebagai "Warisan Dunia"

Kekayaan alam dan budaya Indonesia sungguh menakjubkan, ini dibuktikan dengan dikukuhkannya banyak dari budaya dan kekayaan Indonesia sebagai "world heritage" atau warisan dunia oleh UNESCo dan 11 diantaranya adalah 

1. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman yang menjadi taman nasional pertama yang diresmikan di Indonesia ini mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Taman nasional ini terletak di bagian paling barat dari Pulau Jawa. Taman yang juga meliputi wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang ini memiliki luas sekitar 1.206 km2, di mana 443 km2 di antaranya adalah laut. Sebenarnya, pada awalnya, taman ini merupakan daerah pertanian sampai akhirnya menjadi hancur lebur dan habis penduduknya akibat letusan Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883. Kejadian tersebut menyebabkan kawasan ini kembali menjadi hutan.

Saat ini kawasan tersebut dijadikan sebagai kawasan perlindungan untuk satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Satwa langka lain yang dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).


2. Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Taman yang terletak di antara pulau Sumbawa dan Flores ini terdiri atas tiga pulau besar, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil lainnya. Taman ini didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi komodo serta habitatnya. Selain komodo, di taman nasional ini juga terdapat sekitar 277 spesies hewan lainnya yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia. Selain itu, terdapat pula sekitar 253 spesies terumbu karang di perairannya yang terkenal juga sebagai salah satu titik terbaik di dunia untuk menyelam. Kini, taman nasional ini juga masuk menjadi salah satu dari nominasi 7 keajaiban dunia.

3. Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz, Papua Barat diakui oleh UNESCO pada tahun 1999. Dengan luas wilayah sebesar 25.000 km2, taman nasional ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Kawasan ini juga merupakan salah satu di antara tiga kawasan di dunia yang memiliki gletser di daerah tropis. Taman ini memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan. Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di taman ini berjumlah sekitar 630 jenis burung dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini yakni dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx). Satwa mamalia yang tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

 4. Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)


Warisan hutan hujan tropis Sumatera yang meliputi tiga taman nasional tersebut mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 2004.
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sendiri merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang secara administrasi pemerintahan terletak di dua provinsi, yakni Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. TNGL ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pengunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis. Di kawasan TNGL ini, terdapat tumbuhan langka dan khas yaitu daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga raflesia (Rafflesia atjehensis dan R. micropylora) serta Rhizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter. Selain itu, terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.

Sedangkan, taman nasional Kerinci Seblat merupakan taman nasional yang terbesar di Sumatera. Taman ini membentang ke empat provinsi, yakni Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Taman ini terdiri dari Pegunungan Bukit Barisan yang merupakan wilayah dataran tertinggi di Sumatera, mata air-mata air panas, sungai-sungai beraliran deras, gua-gua, air terjun-air terjun dan danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, Gunung Tujuh. Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di dunia, Titan Arum. Fauna di wilayah taman nasional terdiri antara lain Harimau Sumatra, Badak Sumatra, Gajah Sumatra, Macan Dahan, Tapir Melayu, Beruang Madu dan sekitar 370 spesies burung.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan termasuk dalam administrasi wilaya Lampung Barat dan wilayah Tanggamus, di mana keduanya adalah bagian dari Provinsi Lampung. Taman ini sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia: gajah Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini), badak Sumatera (populasi global keseluruhan: 300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400 individu).

Taman ini masuk juga dalam Global 200 Ecoregions, yaitu peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok dari sudut pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot sebagai daerah prioritas untuk pelestarian badak Sumatera melalui program Asian Rhino and Elephant Action Strategy (AREAS) dari WWF. Selain itu, IUCN, WCS dan WWF telah mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), daerah hutan yang paling penting untuk pelestarian harimau di dunia. Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih daerah ini untuk diusulkan sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat.



Indonesia memiliki 3 objek dengan status “World Heritage of Culture”. Objek-objek tersebut antara lain adalah:

1. Candi Borobudur
Candi Borobudur mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Merupakan candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi yang bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala (lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha) ini tidak memakai semen sama sekali dalam pembangunannya, melainkan dengan sistem interlock (seperti balok Lego yang bisa menempel tanpa lem).

2. Candi Prambanan
Candi Prambanan mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi yang terletak 17 km dari pusat kota Yogyakarta ini dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, yakni Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Candi ini memiliki tiga candi utama di halaman utama, yakni Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut merupakan lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu.

3. Situs Sangiran
Situs Sangiran diakui UNESCO pada tahun 1996. Merupakan sebuah situs arkeologi yang terletak di Jawa Tengah. Secara administratif terletak di kabupaten Sragen dan Karanganyar. Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan Kubah Sangiran. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses erosi sehingga membentuk depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau. Di situs ini, kita bisa menemukan banyak informasi soal sisa-sisa kehidupan masa lampau. Selain itu, terdapat informasi lengkap tentang sejarah kehidupan manusia purba dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dari soal tempat hidup, pola kehidupannya, satwa yang hidup bersamanya sampai proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu..


Di kategori ini, Indonesia memiliki 4 objek, yakni:

1.Wayang
Merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu “Mana yang Isi (Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)”. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Saat ini, wayang tidak hanya sebatas wayang kulit dan wayang orang saja, ada juga e-wayang yang keseluruhan proses pembuatannya menggunakan sarana dan fasilitas digital. E-wayang dapat dilihat melalui website


2. Keris

Keris mendapatkan pengakuan UNESCO pada tahun 2005. Keris yang saat ini kita kenal adalah hasil proses evolusi yang panjang. Keris modern yang dikenal saat ini adalah belati penusuk yang unik dengan bermacam bentuk. Selain digunakan sebagai senjata, keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.
 
3. Batik

Batik diakui sebagai World Heritage oleh UNESCO pada tahun 2009. Untuk merayakannya, Indonesia menjadikan setiap tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional. Batik Indonesia memiliki motif bermacam-macam tergantung pada daerahnya.

4. Angklung
Angklung direncanakan akan mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tanggal 18 November yang akan datang. Alat musik bambu yang dapat menghasilkan suara sangat indah ini gemanya sudah terkenal hingga ke mancanegara.

Dua Budaya dalam Sepiring Pempek

Ada yang merasa yakin bakalan sakit kepala bila terpaksa tak makan pempek dalam seminggu. Ada juga yang vegetarian, tetapi tak mampu menahan godaan gurihnya pempek.

Dalam pempek, rasa gurih ikan berpadu dengan kuah cuko yang asam, manis, dan pedas. Sungguh lengkap rasa yang tercecap di lidah ketika menikmati makan yang kenyal-kenyal liat ini. Paduan rasa ini juga bagian dari cerita percampuran budaya di Palembang.

Di tanah Sriwijaya, pempek dengan mudah bisa ditemukan di mana pun. Kita bisa bertemu penjaja dari rumah ke rumah, warung kecil, hingga kedai bermerek yang terkenal. Bagi warga Palembang, pempek bahkan seolah termasuk makanan pokok. Tanpa pempek, hidup seolah belum lengkap.

"Sehari saja enggak makan pempek, rasanya seperti ada yang nagih, terutama rasa cuko-nya yang menyegarkan," kata Otong, pengemudi mobil sewaan yang asli Palembang, Sumatera Selatan.

Cuko yang dimaksud Otong adalah kuah pelengkap pempek yang terbuat dari cuka, gula merah, ebi, dan cabai yang memunculkan rasa manis, asam, dan pedas.

Bukan hanya Otong, Rudi yang berdagang pempek sejak 1980-an bahkan tetap tak pernah bosan menyantap makanan yang dalam bahasa Inggris disebut fish cake itu. Pemilik kedai Pempek Ek ini bisa menikmati pempek kapan saja. "Kalau bangun subuh sudah ada pempek hangat, saya bisa sarapan pempek lengkap dengan cuko-nya," kata Rudi.

Bahkan, lantaran sebegitu pentingnya rasa cuko, persaingan di antara penjual tak sebatas pada gurihnya rasa pempek. Mereka juga bersaing dalam menyajikan cuko dengan rasa manis, asam, dan pedas yang pas dan mantap. Beda penjual, kata Otong, beda pula rasa cuko buatan mereka.

Pempek Ek yang tergolong pempek legendaris di Palembang, misalnya, menyediakan cuko dalam pilihan rasa manis dan pedas di setiap meja yang ada di tokonya di Jalan Lingkaran I, Palembang. Rasa dari cuko inilah, yang dikatakan Rudi, menjadi selera orang Palembang.

Selain cuko pempek, pindang ikan patin yang juga masakan khas Palembang juga merepresentasikan selera khas Palembang yang didominasi paduan asam, pedas, dan manis itu.

Mirip bakso

Namun, pempek tak hanya mewakili selera kuliner khas Palembang. Adonan pempek yang terbuat dari tepung tapioka dan ikan mirip cara memasak bakso yang khas China.

"Di China, adonan dari bahan yang sama dengan pempek dibuat pipih, dikukus, lalu digoreng. Biasanya dipakai untuk campuran masakan. Baksonya ada yang dijual sebagai makanan kecil, ditusuk seperti sate, digoreng lalu dikasih sambal karena di sana tidak mengenal cuko," kata Rudi, yang nama kecilnya yaitu Ek, dipakai sebagai merek dagang pempeknya.

Darwis, Wakil Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Sumsel, menceritakan hal serupa. Darwis tak bisa memastikan kapan pempek mulai muncul di Palembang. Namun, kebiasaan orang China membuat bakso, dikatakan Darwis, dibawa oleh mereka yang datang ke Palembang.

"Ketika tiba di Sungai Musi, mereka melihat banyak ikan air tawar. Selain itu, Palembang juga kaya dengan ubi kayu yang menjadi bahan pembuatan tepung tapioka. Dua bahan inilah yang menghasilkan pempek," kata Darwis.

Namun, untuk mendapatkan ikan, terutama ikan belida, di Sungai Musi saat ini tidaklah mudah. Untuk mempertahankan rasa gurih dari ikan belida, Rudi mendatangkan ikan tersebut dari sungai di Banjarmasin, Medan, dan Pekanbaru.

Sejak memulai usaha pempek, melalui tangan ibu Rudi yang menjajakan pempeknya pada 1950-an, ikan belida selalu menjadi pilihan keluarga ini. Begitu pula ketika keluarga Rudi menjual pempek di depan rumah di daerah 10 Ulu hingga pindah ke daerah Ilir pada 1980-an. Karena terbatasnya persediaan ikan belida ini, tak heran Pempek Ek dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pempek di tempat lain.

Dagangan si "apek"

Cerita tentang pempek yang dibuat orang China di Palembang kemudian berkembang. Konon, nama pempek diambil dari panggilan para pembeli untuk penjual pempek. "Pembeli memanggil pedagangnya dengan sebutan 'apek'. Jadi, lama-lama muncul sebutan pempek," kata Ali Hanafiah, Kepala Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Kreativitas pembuat pempek membuat tepung tapioka dan ikan yang tadinya hanya berupa bakso di China berubah menjadi berbagai varian pempek. Selain pempek lenjer, yaitu berupa pempek polos yang bentuknya bulat panjang, ada beberapa jenis pempek yang diberi isian. Misalnya, pempek kapal selam yang diisi telur ayam atau telur bebek dan pistel yang diisi irisan pepaya muda dan ebi.

Ada pula yang variasinya tanpa cuko, yaitu tekwan. Kedua modifikasi bahan pempek yang direbus ini dinikmati dengan kuah bening yang mengandung kaldu udang.

Selain pempek, sepiring mi celor juga mengandung perpaduan budaya Palembang dan China. Pengamat kuliner William Wongso menjelaskan, mi yang dipakai untuk mi celor adalah jenis mi hokkien, yaitu mi yang bentuknya bulat kuning. Jenis mi hokkien antara lain digunakan juga pada mi aceh. Namun, bila mi aceh dimasak dengan kuah kental yang pedas sesuai selera aceh, mi celor dibuat dengan kuah kaldu udang galah.

Salah satu mi celor yang namanya populer di Palembang ada di Rumah Makan Mi Celor 26 Ilir HM Syafei. Mi berwarna kuning bersama taoge dan irisan telur rebus disiram kuah kental yang terasa gurih lalu ditaburi bawang goreng dan seledri. Otak udang satang, sebagai salah satu bahan, membuat kuah kentalnya berwarna agak merah muda.

"Kuahnya terbuat dari campuran kaldu udang dan santan. Jadi terasa gurih," kata Anibah, pemilik Rumah Makan Mi Celor 26 Ilir. Santan ini menjadi semacam variasi karena aslinya, seperti dikatakan William, kekentalan kuah bisa didapat dari kaldu udang galah.

Saat makan pempek, kita seperti sedang mengunyah sejarah Palembang.

Surat Izin untuk Merusak Benda Cagar Budaya

Begawan Arkeologi Indonesia: Nilai Surat Rekomendasi BP3 Jatim Langgar Kode etik

Surabaya- Surat Rekomendasi dari BP3 Jawa Timur untuk Perumnas Biting di Lumajang mendapat perhatian dari para arkeolog dari seluruh Indonesia, bahkan begawan arkeologi Indonesia, Profesor Mundarjito pun angkat bicara. Di sela-sela kongres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) di Hotel Sheraton, Surabaya pada selasa (01/11/2011). Prof Mundarjito (76 tahun) adalah guru besar arkeologi Universitas Indonesia yang pada tahun 2008 menentang keras pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) di Trowulan karena dianggap merusak situs purbakala sangat menyayangkan sampai dikeluarkan surat rekomendasi bagi Perumnas Biting tanpa ada studi kelayakan terlebih dahulu.

“Kalau memang tempat yang akan didirikan suatu bangunan itu tidak ada situs maka sah-sah saja untuk didirikan bangunan tanpa ada studi kelayakan, akan tetapi jika pendirian bangunan itu di kawasan situs maka perlu diadakan studi kelayakan terlebih dahulu serta nantinya akan mengikuti pada UU BCB,” ujarnya.

Prof. Mundarjito mencontohkan pembangunan Museum Borobudur dulu Beliau lakukan dengan studi kelayakan terlebih dahulu dan menyertakan surat perjanjian.

”apabila nantinya bangunan yang akan didirikan mengenai situs, maka akan digeser sampai tidak mengenai situs” ujarnya.

Lebih lanjut Prof. Mundardjito mengatakan bahwa pengembang juga wajib melaporkan melalu dinas terkait jika menemukan suatu temuan purbakala.

“jika dalam pembangunan perumnas itu ditemukan suatu temuan maka pihak pengembang wajib melaporkan melalui dinas Pariwisata setempat,” ujar Beliau.

Seharusnya sebelum mengeluarkan rekomendasi seperti ini harus diadakan studi kelayakan terlebih daulu, jika memang terkendala dana bisa saja bekerjasama dengan pihak pengembang.

”jika tidak diadakan studi kelayakan terlebih dahulu jelas ini menyalahi kode etik,”
ujar Prof Mundarjito.

hebat ya... kepedulian terhadap situs Biting di Lumajang yang merupakan peninggalan dari Arya Wiraraja yang bisa dikatakan salah satu pendukung berdirinya kerajaan besar Majapahit dengan begitu gampangnya dirusak!!!!
semoga para kaskuser banyak yang peduli dengan benda cagar budaya (BCB).



Candi Borobudur Dibangun dengan Ilmu Matematika Modern

Jakarta - Candi Borobudur dibangun antara tahun 750 dan 842. Namun siapa sangka candi tersebut dibangun dengan menggunakan perhitungan matematika yang baru dikenal pada sekitar tahun 80-an.

"Candi Borobudur bersifat fraktal, sebuah struktur geometri kontemporer yang baru dikenal pada dekade 80-an di ilmu matematika modern," kata peneliti Bandung Fe Institute, Rolan MD, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (14/11/2011).

Penelitian tersebut berlangsung sejak 2008 hingga 2011. Dari penelitian itu diketahui bahwa candi-candi di Pulau Jawa dibangun secara algoritimik atau seperti proses pembuatan program komputer, dengan mengikuti prosedur otomata selular totalistik.

"Riset ini juga menunjukan arahan bahwa seluruh candi dibangun dengan rumus yang sama, namun memiliki kondisi inisial dan aturan pembangunan yang berbeda," imbuh Rolan.

Suatu hal yang tidak terduga bahwa ilmu matematika moderen telah diadaptasi dalam pembangunan candi yang memiliki tinggi asli 42 meter ini. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada abad 8-9, peradaban Jawa telah membangun karya seni 3 dimensi yang sangat kompleks, seperti Candi Borobudur dan Prambanan.

"Rumusnya sama tapi penyusunannya beda," ucap Rolan.

Peneliti: Borobudur Adopsi Konsep Fraktal
VIVAnews - Ternyata konsep fraktal tak cuma diterapkan nenek moyang bangsa Indonesia melalui batik dan budaya tekstil saja.
Secara turun temurun tradisi fraktal ini telah mengejawantah dalam desain dan bentuk bangunan peninggalan sejarah seperti candi. Hal ini disimpulkan oleh kelompok riset Bandung Fe Institute, yang selama beberapa tahun terakhir meneliti fraktal dalam kebudayaan Indonesia.
Fraktal adalah bentuk geometris yang memiliki elemen-elemen yang mirip dengan bentuknya secara keseluruhan. Seringkali suatu fraktal memiliki pola tertentu yang mengulang dengan bentuk rekursif dan iteratif.
Salah satu bangunan monumental yang telah menerapkan konsep geometri fraktal, menurut mereka adalah Candi Borobudur, yang ditetapkan sebagai salah satu World Heritage Site (situs peninggalan sejarah dunia) oleh UNESCO.
"Pengukuran yang kami lakukan pada setiap bagian Candi Borobudur, mengkonfirmasi hal ini secara matematis," ujar Hokky Situngkir, peneliti dan President Bandung Fe Institute, dalam sebuah rekaman Videocast yang ia unggah di situs video YouTube.
Menurut Hokky, Borobudur adalah bangun ruang yang memiliki keserupaan dengan elemen-elemen dirinya sendiri. Di dalam Borobudur, misalnya, ada banyak bentuk geometri stupa. "Candi borobudur sendiri adalah stupa raksasa yang di dalamnya terdiri dari stupa-stupa lain yang lebih kecil. Terus hingga ketidakberhinggaan," ia menjelaskan.
Selain itu, Hokky menjelaskan, hal ini juga diverifikasi oleh pengukuran Parmono Atmadi dari UGM, yang menemukan keteraturan bangunan Borobudur yang memenuhi unsur perbandingan 9:6:4.
Rasio itu, misalnya hadir pada perbandingan ukuran tinggi tiga bagian Candi, yakni bagian Arupadhatu (dunia tanpa bentuk) - bagian stupa utama dan stupa-stupa yang membentuk lingkaran, bagian Rupadhatu (dunia bentuk) - bagian yang mencakup stupa-stupa yang berada di landasan berbentuk persegi, serta bagian Kamadhatu (dunia nafsu) - bagian kaki.
Sebelumnya, hipotesis tentang adanya sifat fraktal pada beberapa bangunan candi sudah mengemuka sejak beberapa tahun lalu. Hal yang sedikit membingungkan adalah, nenek moyang kita tidak mengenal ukuran metrik standar, namun mereka mampu membuat bangunan-bangunan yang demikian kompleks seperti Borobudur.
"Bagaimana mungkin sebuah peradaban yang tak punya sistem metrik standar, pemahaman mekanika dan statika modern, mampu mendirikan bangunan yang sedemikian kompleks seperti Borobudur? Jawabannya adalah cara ber-geometri nenek moyang kita mungkin adalah fraktal geometri!" kata Hokky.
Borobudur sendiri adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824 M oleh Raja Mataram bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra, yang menganut agama Budha Mahayana.
Candi yang memiliki 2.672 panel relief, serta 504 patung Buddha, itu sempat terkubur oleh lapisan vulkanik selama beberapa abad dan dikelilingi oleh rerimbunan hutan, sebelum akhirnya ditemukan kembali pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. (umi)

[Yang Suka Ngaret (Telat) MASUK!!!] Budaya ‘Ngaret’ yang Merugikan

Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Ya. Budaya kesenian tradisional banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Tapi, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku apa-apa, yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat, alias ngaret.

Mari dipikirkan lebih jauh lagi.

Apakah ngaret adalah suatu budaya yang bisa kita banggakan dan apa akibatnya jika kebiasaan ini dipelihara? Apakah budaya terlambat sebuah bangsa menentukan cepat/lambatnya kesuksesan sebuah bangsa? Apakah keterlembatan seseorang mempengaruhi cepat/lambatnya kesuksesan seseorang? Lalu apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai hidupnya? Apakah budaya ngaret ini juga berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai waktu orang lain? Dan apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana cara berpikir seseorang memandang dan menjalani seluruh aspek hidupnya?

Silahkan Anda pikirkan sendiri.

Istilah ‘ngaret’ tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak disukai namun juga dibenci.

Apa sih yang menyebabkan seseorang itu terlambat alias ‘ngaret’?
  1. Rumah jauh dari lokasi yang dituju
  2. Macet
  3. Kendaraan rusak
  4. Kondisi darurat yang mendadak dari pihak keluarga/teman
  5. Sakit
  6. Antrian di POM bensin panjang dan lama
  7. Tugas yang mustinya sudah terpenuhi tapi belum selesai
  8. Ada perbaikan jalan
  9. Di tengah jalan ada yang tabrakan
  10. Ada pohon tumbang
  11. Begadang, bangun kesiangan
  12. Lupa pasang weker
  13. Ada pejabat lewat
  14. Hujan dan banjir
  15. Kendaraan umum yang ditumpangi mogok, rusak, jalannya lambat
  16. Janji sebelumnya terlambat jadi kita ikut terlambat
  17. …. silakan isi sendiri.

Luar biasa banyak yang bisa kita persalahkan. Daftar di atas akan berkelanjutan, sampai pada akhirnya kita menyalahkan pemerintah atas kurangnya jumlah jalanan. OK. Kalau itu sudah di luar kuasa kita. Banyak hal di luar kuasa kita. Namun BANYAK hal juga terjadi atas kuasa kita. Pada dasarnya dalam kehidupan akan selalu ada 2 kemungkinan: hal yang di luar kuasa kita dan hal yang merupakan kuasa kita. Semakin jauh seseorang meningkatkan kualitas dalam dirinya, semakin banyak kemampuannya untuk bertindak dalam menghadapi suatu keadaan. Mari kita bahas, APA sih aspek yang harus kita mengerti terlebih dahulu supaya kita BISA melakukan tindakan untuk mencegah hobby terlambat atau ngaret dalam memenuhi sebuah janji ?

1. Mempunyai kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat

Hey jangan-jangan selama ini memang kita cuek-cuek saja dan memang tidak ada kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat. Kalau sudah tidak ada kesadaran dan kemauan untuk bisa memenuhi janji tepat waktu ya gak heran kalau kita memang gak punya kemauan untuk mengetahui apa yang membuat diri kita terlambat.

Tapi, jika diri kita memang ada kemauan untuk tepat waktu, dan ada kemauan untuk mengetahui apa yang menyebabkan diri kita terlambat atau ngaret, kita bisa mulai melakukan tindakan, dengan evaluasi dan introspeksi.


2. Meningkatkan kesadaran tentang rentang waktu dan kemampuan mengatur waktu

Pernah ketemu orang yang bilang akan sampai di tempat Anda 5 menit lagi tapi baru sampai 20 menit kemudian? Atau pernahkah Anda janji ke sahabat Anda akan bertemu 5 menit lagi tapi ternyata baru bertemu 25 menit kemudian? Jangan-jangan, ternyata Anda memang tidak sadar bedanya 5 menit dan 25 menit! Atau jangan-jangan orang yang pernah janji ketemu Anda dalam waktu 5 menit, tidak bisa membedakan antara 5 menit dan 25 menit.

Kadang kita punya hobi menyangkal. Yang ada di kepala kita, kita BERHARAP bahwa hal tersebut bisa dilakukan dalam 5 menit. Harapan tersebut begitu besarnya hingga kita tidak merasakan yang kita sebut 5 menit itu ternyata 25 menit. Sounds familiar? Ini terjadi seringkali kepada siapapun.

Percobaan 1: Coba tanyakan kepada diri Anda, berapa lama Anda mandi di pagi hari. Catat di sebuah kertas. Misalnya 5 menit. Lalu saat Anda mau mandi lihat jam Anda, ingatlah jam berapa Anda mulai mandi. Lalu saat Anda selesai mandi, lihat jam Anda, dan hitung jarak waktu dari mulai saat Anda mulai mandi hingga selesai. Lihatlah kembali kertas yang tadi Anda tulis, apakah lama waktunya yang Anda perkirakan sama dengan lama waktu mandi yang Anda baru lakukan?

Mulai sekarang, latihlah kesadaran akan lamanya waktu seperti contoh di atas, dan kenalilah detail dari apa yang Anda kerjakan. Dengan SADAR akan berapa lamanya waktu berjalan, ini akan memperkuat kemampuan Anda untuk mengatur jadwal Anda. Manajemen waktu.


3. Meningkatkan pengetahuan tentang aktivitas yang dijalankan

Seringkali kita ternyata terlalu menyederhanakan proses kegiatan. Misalnya dari rumah ke kantor. Kita suka berpikir dari rumah masuk mobil lalu seperti naik mesin waktu tiba-tiba kita sudah ke kantor. Padahal sebetulnya ada urutannya secara kronologis

  • Mempersiapkan barang yang akan dibawa ke kantor
  • Sarapan
  • Memakai sepatu
  • Menuju garasi, memanaskan mobil
  • Keluar pagar harus menutup pagar terlebih dahulu
  • Di jalan harus beli bensin dulu
  • Masuk pagar gedung kantor harus mencari parkir terlebih dahulu
  • Dari parkiran harus jalan menuju lift
  • Di depan lift harus menunggu dahulu

Nah, kita sering melupakan detail-detail seperti ini. Kan kita gak sekonyong-konyongnya dari mobil di garasi lalu sudah tiba-tiba duduk di ruang kantor kita kan?

Begitu pula dengan semua aktivitas kita lainnya, pada semua perkerjaan kita, pada dasarnya semua terjadi dari rangkaian beberapa kegiatan . Semakin kita mengenal detail dari kegiatan yang diperlukan untuk menuju suatu titik kegiatan lainnya, semakin cerdas kita bisa mengatur waktu untuk tepat waktu memenuhi sebuah jadwal


4. Mengerti skala prioritas

Keterampilan dalam menyusun prioritas kegiatan atau tugas-tugas kita sangat mempengaruhi seseorang dalam mengatur waktunya. Butuh pengertian dan kesadaran tentang seberapa besar pentingnya dan seperti apa situasi dari setiap tugas atau kegiatan kita, dalam mengetahui dalam urutan prioritas nomor berapa kita meletakan sebuah kegiatan atau tugas.


5. Mempunyai rencana alternatif atau cadangan

Mempunyai rencana alternatif atau cadangan bisa menyelamatkan diri kita dari keterlambatan. Misalnya kita ada jadwal meeting sementara waktu sudah mepet, namun di jalan kita berencana mengisi bensin. Saat mendekati POM bensin, ternyata antriannya panjang. Jalan alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan mengisi bensin setelah meeting saat kembali ke kantor. Jadi kita tetap hadir meeting tepat waktu, namun tetap bisa memenuhi kebutuhan isi bensin kita setelahnya.

Hal ini adalah contoh sederhana. Point yang ingin disampaikan disini adalah kemampuan kita mengolah dan memproses berbagai solusi alternatif dalam menghadapi sebuah situasi, membuat kemampuan kita untuk mengatur waktu semakin kuat.


6. Kemampuan menghargai diri sendiri dan orang lain

Kembali lagi yang menjadi dasar yaitu kesadaran kita dalam menghargai diri sendiri. Bagaimana kita memperlakukan waktu berkaitan dengan bagaimana kita menyikapi diri sendiri. Demikian juga bagaimana kita menyikapi diri sendiri akan memberikan impact terhadap bagaimana kita menyikapi orang lain. Bagaimana kita menghargai waktu orang lain, jadi berkaitan dengan bagaimana kita menghargai waktu diri kita. Kita tentu tidak suka jika seseorang ngaret dengan janjinya terhadap kita, demikian juga orang lain tidak suka jika kita ngaret saat berjanji dengan kita. Pengertian bahwa jika satu hal terlambat bisa berkelanjutan kepada keterlambatan-keterlambatan lainnya, itu berlaku pada diri kita maupun kepada orang lain.

Kemampuan kita untuk mengerti tentang kehidupan berkaitan erat dengan konsep kita memandang waktu. Kemampuan bangsa kita untuk maju, berkaitan dengan konsep masyarakat dalam memberlakukan waktu.

Keterlambatan mencegah terjadinya kesuksesan. Keterlambatan mencegah pertumbuhan. Keterlambatan bisa membuat kita kehilangan kesempatan untuk maju. Keterlambatan, bisa merugikan sejumlah investasi, kerja, dan tenaga yang sudah dikeluarkan untuk sebuah proyek atau sebuah tugas, sekecil apapun itu.

Waktu itu berharga. Seberapa berharga waktu bagi seseorang, bergantung dari bagaimana seseorang menghargai kehidupan.

Apakah kita sudah menjadi bangsa yang berbudaya menghargai waktu?

Bagaimana seseorang menyikapi waktu adalah bagaimana seseorang menyikapi dirinya dan hidupnya. Bagaimana masyarakat menyikapi waktu adalah bagaimana masyarakat menyikapi diri serta kehidupan masyarakat tersebut. Bagaimana sebuah bangsa menyikapi waktu adalah bagaimana bangsa tersebut menyikapi kehidupan dalam bangsa tersebut.

Kesenian adat budaya Belitong yang sudah langka dan nyaris punah

Tidak hanya panorama keindahan alam atau tempat wisata yang mempesona saja yang dimiliki oleh Pulau Belitung (Belitong, Billiton), sejatinya Belitung juga memiliki berbagai kesenian adat budaya tradisional yang sangat khas. Namun sayang, kesenian adat budaya tersebut sekarang ini sudah bisa diakatakan tontonan langka dan nyaris punah karena sudah tidak begitu sering dipentaskan.

Berikut ini adalah berbagai kesenian adat budaya Belitung yang sudah langka dan nyaris punah:

Beregong. Merupakan kumpulan peralatan atau instrument kesenian yang terdiri dari: terompet/ seruling/ suling, kelinang, tawak-tawak, sepasang gong. Peralatan ini diletakkan di panggung yang ketinggianya sekitar 7 – 12 meter, dimana dengan letak yang cukup tinggi tersebut maka suara serta resonansinya bisa terdengar hingga keseluruh penjuru.

Beripat. Merupakan sejenis kesenian adat dengan menggunakan cemeti yang terbuat dari bahan rotan yang ditandingkan antara dua orang laki-laki yang tidak menggunakan baju (setengah telanjang dan memiliki wasit atau pemisah untuk memutuskan siapa yang menang. Baik beregong dan Beripat dilaksanakan pada saat yang sama. Kesenian adat budaya Belitung ini dulu sering dilakukan pada pesta perayaan perkimpoian.

Betiong. Adalah kesenian adat budaya Belitung yang berupa kesenian instrument dan vocal (nyanyian bersambut pantun). Peralatan instrument yang digunakan dalam kesenian adat betiong ini adalah: tawak-tawak, gendang panjang sebanyak 3 buah, kelinang dan pelaksanaan betiong ini biasanya dilakukan pada malam menyambut pengantin bersanding dan dilakukan dengan posisi duduk.

Campak atau Becampak. Merupakan kesenian adat budaya Belitung dimana bintang utamanya adalah satu atau beberapa orang penari wanita yang menari diatas panggung atau pentas terbuka yang diiringi dengan bunyi instrument yang berupa Gambus, biola, gendang serta tawak-tawak. Penari wanita tersebut bernyanyi sambil berpantun dimana selanjutnya adalah para laki-laki ikut menari dan disudahi penari laki-laki tersebut memabayar sejumlah uang.
Dulmuluk merupakan sandiwara/ drama tradisional yang berisi kisah-kisah atau riwayat kerajaan dan dapat juga dikatakan berisi cerita folklore.
Besepen atau Japen, merupakan jenis tari-tarian untuk menyambut tamu agung. Jumlah penarinya cukup banyak yang biasanya diperankan oleh gadis-gadis remaja.

Begubang. Hampir sama dengan Becampak diatas, akan tetapi para penari wanitanya memakai kain sarung atau selendang dan kebaya, dimana selendang tersebut digunakan untuk mencari pasangan laki-laki dan tempat pelaksanaannya adalah di pentas atau panggung terbuka.

Bedenggu merupakan kesenian adat budaya yang berupa rebana atau hadra tradisional Belitong yang terdiri dari empat gendang digunakan untuk arak-arakan pengantin.

Begambus ialah kesenian tradisional belitong yang dipetik dan dibuat dari kayu lempung dan senar atau dawainya menggunakan nilon. Bentuk gambus belitong ini sangat ramping. Gambus digunakan sebagi instrument pengiring nanyian vocal.

Begasing ialah jenis kesenian olah raga, merupakan permainan yang sering dipertandingkan. Terbuat dari kayu dan dirangkai dengan tali.

Besya’er (Bersyair) merupakan seni baca tulis huruf arab gundul. Berisikan cerita yang bernafaskan Agama Islam.

Berinai, merupakan tarian pada waktu pengantin perempuan memasang pacar inai pada keduapuluh jarinya menyambut malam pengantin untuk bersanding keesokan harinya.

Berzanji (Barzanji), merupakan seni baca huruf arab yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW dan dibaca pada saat selamatan anak dan berbagai hal lainnya.

Diatas semua kesenian adat budaya tersebut ada 2 macam kesenian lagi yang bernam Bangsawan dan Tunel, akan tetapi kedua kesenian ini merupakan kesenian serupa dengan Dulmuluk.

Itulah beberapa kesenian adat budaya di Belitong yang sudah sangat langka dan nyaris punah, dikarenakan kalah dengan kesenian modern yang begitu cepatnya merebut hati masyarakat belitong dan melupakan kesenian-kesenian adat budaya diatas.

Papua, berikan sejuta keindahan alam dan budaya

Papua merupakan pulau paling timur dari Indonesia, dibalik jauh keberadaannya, Papua menyimpan sejuta pesona yang bisa mambuat mata terkagum-kagum melihat kecantikan pulau ini. Mari mengenal lebih jauh tentang Papua.

Papua memang unik dan mengesankan, alam dengan pantainya yang cantik, suku yang beragam dan masih sangat kental ini memang perlu dijaga. Selain itu agar semakin banyak investor asing yang mau melirik Papua dibidang pariwisata dan kebudayaan.

Lihat saja ukiran yang asli dibuat dari kayu Papua ini terlihat sulit dan hasilnya menawan, batik dengan motif tifa dan burung cendrawasih serta warna yang mencolok beda dengan batik di tanah Jawa. Limbah yang dimanfaatkan untuk kerajinan topeng pun ada. Iya, semua itu menjadi ciri khas dari Papua.

Jadi, mari kita jaga alam dan budaya yang telah ada, jangan jadikan Papua yang 'seram' direbut oleh negara lain, karena Papua masih merupakan bagian dari Indonesia.


for batik



Batik adalah salah satu kebudayaan masyarakat papua dalam berkreasi yang syarat akan nilai-nilai luhur dan terkandung makna-makna yang mendalam di dalamnya, selain itu juga Batik Papua memiliki harga yang sangat bersaing di pasaran Internasional.


for ukiran



Bagi orang Asmat, mengukir merupakan bagian dari ritual religiositas mereka. Ukiran Asmat dipercaya sebagai mediator yang menghubungkan antara kehidupan masyarakat dengan leluhur mereka. Melalui ukiran inilah orang Asmat berkomunikasi dengan arwah keluarganya yang sudah meninggal. Setiap ukiran yang mereka buat mewakili seseorang yang telah meninggal dunia.


for pemandangan yg mempesona
for puncak jaya wijaya
Carstenz Pyramid atau yang bisa disebut dengan puncak jaya, juga berada di Papua. Puncak Carstensz ini merupakan puncak tertinggi di Australia dan Oceania.

for gugusan kep.raja ampat






for penginapan

"mengenal kebudayaan malam 1 suro di yogyakarta"

Hal yang sangat menarik ketika membaca berita, di depan Keraton Yogyakarta para Abdi Dalem dan Juru Kunci melantunkan doa dan kidung sebelum menjalani prosesi ritual tapa bisu mubeng benteng Keraton Yogyakarta pada malam 1 Suro 1433 Hijriyah atau sabtu malam Minggu tanggal 27 November 2011 .

Prosesi tapa bisu mubeng benteng dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram atau 1 Sura di Keraton Yogyakarta. Ribuan orang berjalan kaki tanpa mengeluarkan sepatah kata pun turut serta mengikuti ritual tahunan mengitari benteng Keraton Yogyakarta.

Selama mengitari benteng Keraton Yogyakarta mereka diam seribu bahasa tidak mengeluarkan sepatah katapun alias tapa bisu. Memang lidah dan mulut adalah organ manusia yang sangat istimewa. Dari sanalah keluar kata demi kata, puluhan ratusan ribuan jutaan miliaran kata yang keluar dari mulut manusia di jagat ini. Kata yang keluar bisa lebih manis daripada madu, bisa lebih pahit daripada empedu, bisa lebih panas daripada api yang membara, bisa lebih dingin daripada es, bisa lebih tajam daripada mata pedang, bisa lebih halus daripada sutera, bisa lebih kasar daripada gerinda, bisa lebih luas dari jagat ini apapun dapat dibahasnya mulai dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, mikroba, atom, bahan tambang, sungai, danau, laut, udara, langit, matahari, bulan, bintang, mars, jupiter, pluto, planet, setan, jin, nabi, rasul, malaikat, sorga, neraka, dan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Orang bisa terbujuk terkena rayuan gombal, orang bisa saling berkelahi dan saling bunuh karena kata-kata yang kasar dan menusuk hati, orang bisa mengeluarkan air mata ketika mendengar suara yang menyentuh qalbu, orang bisa dendam mendengar kata-kata cacian dan hinaan, orang bisa menurut mendengar kata halus dan bijak, orang bisa semakin keras mendengar kata yang 'menekan dan memojokkan', orang bisa berbohong untuk menutupi aibnya, orang bisa berbohong untuk melancarkan aksi jahatnya, orang bisa memfitnah untuk menjatuhkan lawannya, orang bisa menyebarkan berita bohong untuk kepentingan kelompoknya, orang bisa takluk terkena kata yang mempesona, orang bisa bingung mendengar statement yang 'samar', orang bisa merasa ayem tenteram mendengar alunan suara orang yang mengaji, orang bisa panik dan menangis mendengar berita musibah dan duka, orang bisa menjadi brutal dan kejam ketika dihina.

Dengan tapa bisu atau 'puasa membisu' tanpa mengeluarkan suara sepatah katapun, kita diam sejenak untuk introspeksi diri kita yang banyak melakukan kekhilafan, kesalahan dan dosa baik kecil sedang maupun besar terhadap Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, dalam hati kita mohon ampun atas kesalahan dan dosa terhadap manusia dan Allah Tuhan Semesta Alam, dalam hati kita mohon pinaringan ayem tenteram dan wilujeng di dunia dan akherat, dalam hati kita mohon tetap diberi keimanan, dalam hati kita mohon kepada Allah Tuhan Yang Maha Penyayang diberi rejeki yang melimpah dan barokah, dalam hati kita mohon kepada Allah SWT diberi keselamatan lahir dan batin, dalam hati kita mohon dikaruniai negeri yang aman, makmur dan diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, dalam hati kita mohon diberi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah, dan dalam hati kita mohon diberi lesan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Semoga ritual budaya tapa bisu mubeng benteng di Keraton Yogyakarta dan di tempat lain seperti di Pura Mangkunegaran Surakarta Hadiningrat yang dilaksanakan setiap malam 1 Sura atau 1 Muharram tetap dilestarikan sebagai kekayaan budaya Nusantara.

Apa perbedaan budaya politik di indonesia dengan di negara lain?

Apa perbedaan budaya politik di indonesia dengan di negara lain?

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak
Budaya politik yang paling sesuai dengan kondisi Indoneisa adalah budaya politik dimana insan-insan politiknya mampu merintis lahirnya budaya politik baru dan perilaku politik yang lebih santun dalam negara kita, yang bisa dilakukan dengan suatu landasan pendidikan yang baik.
Hal ini disebabkan,karena budaya politik dibentuk dan dikembangkan oleh pelaku politik dan apa yang akan ditentukan oleh pelaku politik sebagai ciri-ciri utama budaya politik mereka sampai batas tertentu, dipengaruhi oleh pendidikan mereka. Jadi hubungan antara budaya politik dan pendidikan bersifat tidak langsung. Ini berarti pendidikan tidak secara final membentuk pelaku politik. Pendidikan memberi dasar-dasar kepada tiap calon pelaku politik. Jika dasar-dasar ini baik dan kokoh, besar kemungkinan (probabilitasnya) akah lahir pelaku-pelaku politik yang baik. Namun, jika dasar-dasar yang diberikan oleh pendidikan jelek dan rapuh, kemungkinan besarnya ialah yang akan muncul di kemudian hari adalah pelaku-pelaku politik yang jelek dan rapuh pula.

Berdasarkan generalisasi ini dapat dipahami mengapa perilaku para pelaku politik dari masyarakat dengan sistem pendidikan yang baik berbeda dengan perilaku pelaku politik yang berasal dari masyarakat dengan sistem pendidikan yang kurang memadai. Dalam masyarakat kita, misalnya, para pelaku politik dengan latar belakang pendidikan pesantren yang baik, berbeda perilakunya dari pelaku politik yang datang dari pendidikan pesantren yang kurang terpelihara atau dari latar belakang pendidikan yang berbau aristokrasi dan meritokrasi feodal atau militer.

Trus mengenai pertanyaan loe, bro, harus spesifik, negara mana yang loe maksud sebagai perbandingan, karena di dunia ini tercatat lebih dari 200 negara besar kecil. Ok?
materi referensi:
Elaorasi serius dan mendalam dari pendapat seorang pakar pendidikan, Mochtar Buchori.

ada yang melecehkan budaya "KEBO BULE"


Padahal menurut ane budaya atau adat tentang kirab pusaka ditahun baru muharram tuh perlu dilestarikan..bukan dilecehkan..


sekilas tentang sejarah adat kirab pusaka keraton SURAKARTA gan
Dalam perayaan itu ada yang namanya acara arak Kebo Bule, dalam arakan-arakan itu digiring kebo bule, kenapa dinamakan kebo bule karena warna kulitnya yang berbeda dengan warna kebo umumnya yang berwarna coklat kehitaman, melainkan warna merah muda.
Ada baiknya aku ceritakan dulu sejarah Kebo Bule Kyai Slamet. Bersumber pada beberapa artikel yang aku dapat ceritanya begini, di Keraton Kasunanan Surakarta, ada sekawanan kerbau (kebo) yang dipercaya keramat, yaitu Kebo Bule Kyai Slamet. Bukan sembarang kerbau, karena hewan ini termasuk pusaka penting milik keraton. Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas (RM) Said, leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II, sejak istananya masih di Kartasura, sekitar 10 kilometer arah barat keraton yang sekarang.
Menurut seorang pujangga kenamaan Keraton Kasunanan Surakarta, Yosodipuro, leluhur kerbau dengan warna kulit yang khas, yaitu bule (putih agak kemerah-merahan) itu, merupakan hadiah dari Bupati Ponorogo kepada Paku Buwono II, yang diperuntukkan sebagai cucuk lampah (pengawal) dari sebuah pusaka keraton yang bernama Kyai Slamet. Sekadar catatan, sampai sekarang pihak keraton tidak pernah bersedia menjelaskan apa bentuk pusaka Kyai Slamet ini.
“Karena bertugas menjaga dan mengawal pusaka Kyai Slamet, maka masyarakat menjadi salah kaprah menyebut kebo bule ini sebagai Kebo Kyai Slamet,’’ kata Wakil Pengageng Sasono Wilopo Keraton Surakarta, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Winarno Kusumo,
Konon, saat Paku Buwono II mencari lokasi untuk keraton yang baru, tahun 1725, leluhur kebo-kebo bule tersebut dilepas, dan perjalanannya diikuti para abdi dalem keraton, hingga akhirnya berhenti di tempat yang kini menjadi Keraton Kasunanan Surakarta –sekitar 500 meter arah selatan Kantor Balai Kota Solo.


Bagi masyarakat Solo, dan kota-kota di sekitarnya, seperti Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Wonogiri, Kebo Bule Kyai Slamet bukan lagi sebagai hewan yang asing. Setiap malam 1 Sura menurut pengganggalan Jawa, atau malam tanggal 1 Muharam menurut kalender Islam (Hijriah), sekawanan kebo keramat ini selalu dikirab, menjadi cucuk lampah sejumlah pusaka keraton.
Ritual kirab malam 1 Sura itu sendiri berlangsung tengah malam, biasanya tepat tengah malam, tergantung “kemauan” dari kebo Kyai Slamet. Sebab, adakalanya kebo keramat baru keluar dari kandang selepas pukul 01.00. Kirab pusaka ini sepenuhnya memang sangat tergantung pada kebo keramat Kyai Slamet. Jika saatnya tiba, biasanya tanpa harus digiring kawanan kebo bule akan berjalan dari kandangnya menuju halaman keraton. Peristiwa ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Ribuan orang tumpah ruah di sekitar istana, juga di jalan-jalan yang akan dilalui kirab. Masyarakat meyakini akan mendapat berkah dari keraton jika menyaksikan kirab.Tapi mereka meyakini bahwa kotoran sang kerbau akan memberikan berkah, keselamatan, dan rejeki berlimpah. Mereka menyebut berebut kotoran tersebut sebagai sebagai tradisi ngalap berkah atau mencari berkah Kyai Slamet.

Mengapa justru kawanan kebo bule tersebut yang menjadi tokoh utama dalam tradisi ritual kirab malam 1 Sura?

Menurut Kepala Sasono Pustoko Keraton Surakarta Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger, kirab pusaka dan kerbau sebenarnya berakar pada tradisi sebelum munculnya Kerajaan Mataram (Islam), pada prosesi ritual wilujengan nagari. Pusaka dan kerbau merupakan simbol keselamatan. Pada awal masa Kerajaan Mataram, pusaka dan kerbau yang sama-sama dinamai Kyai Slamet, hanya dikeluarkan dalam kondisi darurat, yakni saat pageblug (wabah penyakit) dan bencana alam.

”Pusaka dan kerbau ini diharapkan memberi kekuatan kepada masyarakat. Dengan ritual kirab, Tuhan akan memberi keselamatan dan kekuatan, seperti halnya Ia memberi kekuatan kepada pusaka yang dipercaya masyarakat Jawa memiliki kekuatan,” ungkapnya.
kerbau selalu dijadikan alat melegitimasi kekuasaan kerajaan. ”Dalam budaya agraris, kerbau simbolisasi kekuatan petani. Sosok kerbau dihadirkan dalam kirab, yang diikuti abdi dalem dan rakyat, sebenarnya ingin menunjukkan legitimasi keraton atas rakyatnya yang sebagian besar petani.”
Kemunculan kebo bule Kyai Slamet dalam kirab, kata Sudarmono, adalah perpaduan antara legenda dan sage (cerita rakyat yang mendewakan binatang). Dalam pendekatan periodisasi sejarah, sosok kebo bule ditengarai hadir semasa Paku Buwono (PB) VI pada abad XVII. PB VI merupakan raja yang dianggap memberontak kekuasaan penjajah Belanda dan sempat dibuang ke Ambon.
Saat ini kebo bule keraton berjumlah 12 ekor. Namun kebo bule yang dipercaya sebagai keturunan asli Kyai Slamet sendiri hingga saat ini hanya tersisa enam ekor. Mereka adalah Kiai Bodong, Joko Semengit, Debleng Sepuh, Manis Sepuh, Manis Muda, dan Debleng Muda. Yang menjadi pemimpin kirab biasanya adalah Kyai Bodong, karena dia sebagai jantan tertua keturunan murni Kyai Slamet. Disebut keturunan murni, karena mereka dan induk-induknya tidak pernah berhubungan dengan kerbau kampung.”
Kyai Bodong sendiri memiliki adik laki-laki yang diberi nama Kyai Bagong. Namun, kata Winarno, kerbau tersebut sekarang ini berada di kawasan Solo Baru, Sukoharjo, dan dengan alasan yang enggan disebutkan, kebo bule itu tidak bisa dibawa pulang ke Keraton Surakarta.
Sejak dulu, sekawanan kebo keramat tersebut memang memiliki banyak keunikan. Kawanan kerbau ini, misalnya, sering berkelana ke tempat-tempat jauh untuk mencari makan, tanpa diikuti abdi dalem yang bertugas menggembalakannya. Mereka sering sampai ke Cilacap yang jaraknya lebih 100 km dari Solo, atau Madiun di Jawa Timur. Namun anehnya, menjelang Tahun Baru Jawa, yakni 1 Sura atau 1 Hijriah, mereka akan kembali ke keraton karena akan mengikuti ritual kirab pusaka.
“Kyai Slamet adalah sebuah visi Raja. Secara harfiah, visi Keraton Surakarta, yaitu ingin mewujudkan keselamatan, kemakmuran, dan rasa aman bagi masyarakatnya,” ujar Winarno.

Begitulah asal mula dari acara kirab kebo bule.

 
jujur gan..ane sebagai WNI ane sangat menjunjung tinggi nilai2 kebudayaan dari mana aja..termasuk kebudayaan tanah SOLO...nah menurut agan2 regional SOLO sendiri gimana gan...??

lemcen, Puing-Puing Kebudayaan Islam Di Kota Tua

Berada di ketinggian 850 meter dari permukaan air laut, kota Tlemcen di wilayah barat Aljazair memiliki peran penting dalam perkembangan budaya Islam. Konferensi para menteri kebudayaan negara Islam di Baku, Azerbaijan 2009, telah menetapkan kota tersebut sebagai ibukota kebudayaan Islam tahun 2011. Komunitas institusi kebudayaan negara-negara Islam itu bernama Islamic Educational, Scientific and Cultural Organisation (Isesco).
Bukan tergolong kota besar, Tlemcen memiliki sejarah panjang dalam proses peradaban Islam. Kota ini tidak diketahui persis kapan berdirinya. Sejarah mencatat, pada masa-masa sebelum masehi, kota ini dihuni oleh bangsa Numidia dengan rezim Berber yang dipimpin Raja Syfax. Mulai tahun 32 masehi hingga tahun 430 masehi, datanglah bangsa Romawi, Vandal, dan Bizantium.

Sedangkan pengaruh Islam mulai datang ke Tlencem pada abad ketujuh yakni tahun 671 masehi dengan datangnya bangsa Arab. Kemudian pada tahun 790 masehi, dinasti Idrissides dari Fes (sekarang di Maroko) menduduki kota tersebut. Dari dinasti Idrissides, wilayah tersebut jatuh ke tangan Youcef Ibn Tachfine dan anaknya Ali bin Youcef. Periode ini disebut dengan Almoravide.

Selanjutnya, pembangunan perdaban Islam di Tlemcen diteruskan oleh Abdelmoumene Ben Ali mulai tahun 1143. Periode ini dikenal dengan sebutan periode Almohad. Bukan hanya peradaban Islam yang dikembangkan, pada periode ini, Abdelmoumene juga mendorong pertumbuhan ekonomi di Tlemcen.

Perubahan yang sangat pesat wilayah tersebut pun terus terjadi. Kondisi ini terlihat mulai abad ke-13 hingga abad ke-16. Saat itu, dinasti yang menguasai Tlemcen adalah dinasti Zianides yang didirikan oleh Yagmorachen. Kekuasaan atas Tlemcen kemudian diteruskan oleh Abu Zain Othmane, Abou Ziane I, dan Abou Tachfine. Dalam masa ini, pengelolaan kota Tlemcen berlangsung lebih modern.

Di tahun 1236, dinasti tersebut membangun masjid agung di pusat kota. Hingga saat ini, masjid tersebut masih berdiri kokoh dengan menara persegi empat. Bagian dalam masjid dipenuhi tiang dengan bentuk kubah poligon. Bangunan ini menjadi salah satu landmark Tlencem dan banyak dikunjungi orang yang ingin melihat masa lalu kota tersebut.

Masjid agung Tlencem ini juga memiliki mihrab dengan ornamen yang sangat kuat dipengaruhi warna seni Andalusia. Bentuk desain interiornya juga mirip-mirip dengan masjid Kordoba. Corak dominan dari bangunan mihrab masjid agung Tlemcen merupakan gabungan dari bentuk mawar dan pohon palm (kurma).

Dinasti tersebut juga membangun seluruh kompleks administrasi di pusat pemerintahannya yang berada di wilayah Mechoar. Wilayah ini berada di pusat kota Tlemcen, dan saat itu dikelilingi tembok tinggi atau benteng sebagai pelindung. Sebgian bentengnya masih terlihat kokoh berdiri sampai sekarang. Namun sebagian lainnya sudah runtuh atau berubah menjadi bangunan lain yang lebih modern.

Satu lagi bangunan masjid yang juga monumental di kota Tlemcen adalah masjid Mansourah. Masjid ini dibangun oleh Sultan Abou Yacoub pada tahun 1299 pada periode Merinide. Saat itu wilayah kota Tlemcen dikembangkan menjadi seluas 101 hektare. Seluruh wilayah Tlemcen ketika itu dikelilingi tembok yang sampai saat ini juga masih terlihat bekasnya.

Selain untuk menjaga wilayah dari serangan pihak asing, tempok tinggi ini juga berguna untuk mengontrol pergerakan seluruh warga Tlemcen. Saat itu, tembok yang mengelilingi Tlemcen dilengkapi dengan 80 menara dan empat pintu gerbang.

Dari abad ke-13 Tlemcen pun terus berkembang. Berbagai monumen dibangun, sebagai saksi sejarah berdirinya kota tersebut. Di abad belasan itu pula, Tlemcen mulai menjalin hubungan dagang dengan wilayah lain di Afrika, juga sebagian wilayah Eropa. Kehidupan komersial pun lahir dan ditandai dengan berdirinya wilayah perdagangan bernama El Kessaria.

Wilayah komersial itu kemudian banyak didatangi Muslim dari Andalusia, juga warga Yahudi dari daerah lain di Spanyol. Saat itu, penduduk kota Tlemcen mencapai 100 ribu jiwa, dan tergolong menjadi kota besar. Sejarah mencatat, di tahun 1236, Muslim Andalusia yang berada di Tlemcen mencapai 50 ribu jiwa. Karena itulah pengaruh Andalusia menjadi sangat kuat dan masih terasa sampai hingga sekarang. Setiap tahun, pemerintah kota setempat menggelar festival musik Andalusia, dan menjadi salah satu bukti masih bercokolnya pengaruh Andalusia di Tlemcen.

Perkembangan yang berjalan pesat pun menjadikan Tlemcen diperebutkan banyak pihak. Dari wilayah sebelah barat masuk pengaruh dinasti Merinidas yang membangun masjid Sidi Boumediene dan Sidi Haloui, juga istana kemenangan di Mansourah. Bangunan-bangunan tersebut masih bisa terlihat hingga saat ini.

Hampir bersamaan juga masuk pengaruh kekuasaan Turki di antara abad ke-16 hingga abad ke-19. Kemudian kolonialisme mulai masuk Tlemcen tahun 1842 dengan datangnya Prancis. Kekuasaan Prancis di Tlemcen terus bercokol hingga tahun 1962 bersamaan dengan merdekanya Aljazair. Sepanjang masa penjajahan Prancis, Tlemcen tidak banyak mengalami perubahan tata kota.

Begitu merdeka di tahun 1962, wilayah kota tersebut sudah mencapai 300 hektare dan sebagian di antaranya merupakan kawasan industri. Di tahun 1987 penduduk Tlemcen mencapai 112 ribu jiwa dan terus berkembang hingga saat ini mencapai sekitar 200 ribu jiwa. Selain kota budaya dan komersial, wilayah tersebut juga sempat dikenal sebagai kota pelajar.

Jejak peninggalan tradisi keilmuan di kota ini setidaknya terlihat di dua lokasi bersejarah yakni, Dar El Hadith dan Medersa Franco-Muslim. Dar El Hadith didirikan tahun 1937 sebagai tempat untuk mengkaji bahasa Arab dan agama Islam. Tempat pendidikan ini dikelola oleh komunitas ulama. Di masa penjajahan Prancis, pusat kajian Islam ini sempat tutup. Begitu Aljazair merdeka, Dar El Hadith pun dihidupkan kembali. Sekitar tahun 1990, lembaga ini mengalami perkembangan pesat.

Sedangkan Medersa Franco-Muslim (atau madrasah untuk Franco-Muslim) didirikan tahun 1905. Sekolah ini termasuk lembaga pendidikan bergengsi yang menghasilkan banyak tokoh Islam di wilayah tersebut.

Dengan begitu banyak peran dan peninggalan sejarah bagi peradaban Islam, tidaklah mengherankan jika Tlemcen kemudian dinobatkan sebagai ibukota kebudayaan Islam untuk tahun 2011. Presiden Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tlemcen, Amine Lachachi, mengungkapkan bahwa 80 persen situs peninggalan Islam di Aljazair berada di Tlemcen. Hingga saat ini, kehidupan tradisi Islam pun berjalan sangat kuat di wilayah tersebut.

Dengan latar belakang tersebut, dia pun mengaku sangat merindukan hadirnya dunia perbankan syariah di Tlemcen untuk menguatkan perannya sebagai ibukota kebudayaan Islam. Saat ini, iklim perbankan di wilayah tersebut memang belum berkembang dengan baik. Sebagian besar pengusaha mengelola sendiri keuangannya, dan hanya menjadikan bank sebagai tempat untuk menyimpan uang. Namun demikian, kata dia, bank syariah semestinya bisa mulai hadir untuk memancangkan dasar-dasar ekonomi Islam di wilayah tersebut. (republika)