Sabtu, 17 Desember 2011

Cara Membuat Recent Post di Blogspot atau Blogger

1. Masuk ke dashboard blog anda
2. Pilih ke menu Rancangan/Design
3. Kemudian pilih Tambah Gadget, kemudian pilih Feed

4. Pada kolom ini silahkan sobat masukan URL alamat situs sobat diakhiri dengan kata atom.xml ini bertujuan untuk membuat feed situs sobat dan akan menampilkan artikel terbaru yang sobat publish

 5. Untuk pengaturannya silahkan ikuti contoh dibawah ini
 Dan itulah artikel tutorial yang mengulas Cara Membuat Recent Post di Blogspot atau Blogger dengan mudah

Cara membuat daftar isi blog

  1. Klik Posting, Laman Baru, kemudian Edit Laman, lalu Edit HTML
  2. Pada Judul Laman masukkan Daftar Isi
  3. Masukkan kode berikut pada kotak untuk isinya:

    <link href="http://abu-farhan.com/script/acctoc/acc-toc.css" media="screen" rel="stylesheet" type="text/css"></link>
    <script src="http://abu-farhan.com/script/acctoc/daftarisiv2-pack.js"></script>
    <script src="http://www.oblo.web.id/feeds/posts/summary?max-results=1000&amp;alt=json-in-script&amp;callback=loadtoc"></script>
    <script type="text/javascript">
    var accToc=true;
    </script>
    <script src="http://abu-farhan.com/script/acctoc/accordion-pack.js" type="text/javascript"></script>


    Kira-kira seperti di bawah ini
  4. Ganti www.oblo.id dengan alamat blog anda
  5. Terakhir, klik Tayangkan Laman.

Cara Memasang Widget Alexa di Blog

1.Login Terlebih Dulu Ke Alexa
2.Kemudian Klik Menu Site Tool - alexa widget
3.Masukkan Alamat Blog Sobat Pada Kolom yang Tersedia Misal : http://m-wali.blogspot.com/
dan Klik Build Widget
4.Nah Copykan Kode HTML yang Tertera di Sana
5.Mau di Jelaskan Juga cara pasang Ke Blog? yup  masuk dasbor-Rancangan-Edit HTML-dan tambah/Add Widget.

Senin, 05 Desember 2011

WOW ! 11 Kekayaan Alam dan Budaya Indonesia Yang Diakui Sebagai "Warisan Dunia"

Kekayaan alam dan budaya Indonesia sungguh menakjubkan, ini dibuktikan dengan dikukuhkannya banyak dari budaya dan kekayaan Indonesia sebagai "world heritage" atau warisan dunia oleh UNESCo dan 11 diantaranya adalah 

1. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman yang menjadi taman nasional pertama yang diresmikan di Indonesia ini mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Taman nasional ini terletak di bagian paling barat dari Pulau Jawa. Taman yang juga meliputi wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang ini memiliki luas sekitar 1.206 km2, di mana 443 km2 di antaranya adalah laut. Sebenarnya, pada awalnya, taman ini merupakan daerah pertanian sampai akhirnya menjadi hancur lebur dan habis penduduknya akibat letusan Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883. Kejadian tersebut menyebabkan kawasan ini kembali menjadi hutan.

Saat ini kawasan tersebut dijadikan sebagai kawasan perlindungan untuk satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Satwa langka lain yang dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).


2. Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Taman yang terletak di antara pulau Sumbawa dan Flores ini terdiri atas tiga pulau besar, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil lainnya. Taman ini didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi komodo serta habitatnya. Selain komodo, di taman nasional ini juga terdapat sekitar 277 spesies hewan lainnya yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia. Selain itu, terdapat pula sekitar 253 spesies terumbu karang di perairannya yang terkenal juga sebagai salah satu titik terbaik di dunia untuk menyelam. Kini, taman nasional ini juga masuk menjadi salah satu dari nominasi 7 keajaiban dunia.

3. Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz, Papua Barat diakui oleh UNESCO pada tahun 1999. Dengan luas wilayah sebesar 25.000 km2, taman nasional ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Kawasan ini juga merupakan salah satu di antara tiga kawasan di dunia yang memiliki gletser di daerah tropis. Taman ini memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan. Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di taman ini berjumlah sekitar 630 jenis burung dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini yakni dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx). Satwa mamalia yang tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

 4. Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)


Warisan hutan hujan tropis Sumatera yang meliputi tiga taman nasional tersebut mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 2004.
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sendiri merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang secara administrasi pemerintahan terletak di dua provinsi, yakni Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. TNGL ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pengunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis. Di kawasan TNGL ini, terdapat tumbuhan langka dan khas yaitu daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga raflesia (Rafflesia atjehensis dan R. micropylora) serta Rhizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter. Selain itu, terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.

Sedangkan, taman nasional Kerinci Seblat merupakan taman nasional yang terbesar di Sumatera. Taman ini membentang ke empat provinsi, yakni Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Taman ini terdiri dari Pegunungan Bukit Barisan yang merupakan wilayah dataran tertinggi di Sumatera, mata air-mata air panas, sungai-sungai beraliran deras, gua-gua, air terjun-air terjun dan danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, Gunung Tujuh. Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di dunia, Titan Arum. Fauna di wilayah taman nasional terdiri antara lain Harimau Sumatra, Badak Sumatra, Gajah Sumatra, Macan Dahan, Tapir Melayu, Beruang Madu dan sekitar 370 spesies burung.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan termasuk dalam administrasi wilaya Lampung Barat dan wilayah Tanggamus, di mana keduanya adalah bagian dari Provinsi Lampung. Taman ini sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia: gajah Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini), badak Sumatera (populasi global keseluruhan: 300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400 individu).

Taman ini masuk juga dalam Global 200 Ecoregions, yaitu peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok dari sudut pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot sebagai daerah prioritas untuk pelestarian badak Sumatera melalui program Asian Rhino and Elephant Action Strategy (AREAS) dari WWF. Selain itu, IUCN, WCS dan WWF telah mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), daerah hutan yang paling penting untuk pelestarian harimau di dunia. Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih daerah ini untuk diusulkan sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat.



Indonesia memiliki 3 objek dengan status “World Heritage of Culture”. Objek-objek tersebut antara lain adalah:

1. Candi Borobudur
Candi Borobudur mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Merupakan candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi yang bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala (lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha) ini tidak memakai semen sama sekali dalam pembangunannya, melainkan dengan sistem interlock (seperti balok Lego yang bisa menempel tanpa lem).

2. Candi Prambanan
Candi Prambanan mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi yang terletak 17 km dari pusat kota Yogyakarta ini dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, yakni Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Candi ini memiliki tiga candi utama di halaman utama, yakni Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut merupakan lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu.

3. Situs Sangiran
Situs Sangiran diakui UNESCO pada tahun 1996. Merupakan sebuah situs arkeologi yang terletak di Jawa Tengah. Secara administratif terletak di kabupaten Sragen dan Karanganyar. Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan Kubah Sangiran. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses erosi sehingga membentuk depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau. Di situs ini, kita bisa menemukan banyak informasi soal sisa-sisa kehidupan masa lampau. Selain itu, terdapat informasi lengkap tentang sejarah kehidupan manusia purba dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dari soal tempat hidup, pola kehidupannya, satwa yang hidup bersamanya sampai proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu..


Di kategori ini, Indonesia memiliki 4 objek, yakni:

1.Wayang
Merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu “Mana yang Isi (Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)”. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Saat ini, wayang tidak hanya sebatas wayang kulit dan wayang orang saja, ada juga e-wayang yang keseluruhan proses pembuatannya menggunakan sarana dan fasilitas digital. E-wayang dapat dilihat melalui website


2. Keris

Keris mendapatkan pengakuan UNESCO pada tahun 2005. Keris yang saat ini kita kenal adalah hasil proses evolusi yang panjang. Keris modern yang dikenal saat ini adalah belati penusuk yang unik dengan bermacam bentuk. Selain digunakan sebagai senjata, keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.
 
3. Batik

Batik diakui sebagai World Heritage oleh UNESCO pada tahun 2009. Untuk merayakannya, Indonesia menjadikan setiap tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional. Batik Indonesia memiliki motif bermacam-macam tergantung pada daerahnya.

4. Angklung
Angklung direncanakan akan mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tanggal 18 November yang akan datang. Alat musik bambu yang dapat menghasilkan suara sangat indah ini gemanya sudah terkenal hingga ke mancanegara.

Dua Budaya dalam Sepiring Pempek

Ada yang merasa yakin bakalan sakit kepala bila terpaksa tak makan pempek dalam seminggu. Ada juga yang vegetarian, tetapi tak mampu menahan godaan gurihnya pempek.

Dalam pempek, rasa gurih ikan berpadu dengan kuah cuko yang asam, manis, dan pedas. Sungguh lengkap rasa yang tercecap di lidah ketika menikmati makan yang kenyal-kenyal liat ini. Paduan rasa ini juga bagian dari cerita percampuran budaya di Palembang.

Di tanah Sriwijaya, pempek dengan mudah bisa ditemukan di mana pun. Kita bisa bertemu penjaja dari rumah ke rumah, warung kecil, hingga kedai bermerek yang terkenal. Bagi warga Palembang, pempek bahkan seolah termasuk makanan pokok. Tanpa pempek, hidup seolah belum lengkap.

"Sehari saja enggak makan pempek, rasanya seperti ada yang nagih, terutama rasa cuko-nya yang menyegarkan," kata Otong, pengemudi mobil sewaan yang asli Palembang, Sumatera Selatan.

Cuko yang dimaksud Otong adalah kuah pelengkap pempek yang terbuat dari cuka, gula merah, ebi, dan cabai yang memunculkan rasa manis, asam, dan pedas.

Bukan hanya Otong, Rudi yang berdagang pempek sejak 1980-an bahkan tetap tak pernah bosan menyantap makanan yang dalam bahasa Inggris disebut fish cake itu. Pemilik kedai Pempek Ek ini bisa menikmati pempek kapan saja. "Kalau bangun subuh sudah ada pempek hangat, saya bisa sarapan pempek lengkap dengan cuko-nya," kata Rudi.

Bahkan, lantaran sebegitu pentingnya rasa cuko, persaingan di antara penjual tak sebatas pada gurihnya rasa pempek. Mereka juga bersaing dalam menyajikan cuko dengan rasa manis, asam, dan pedas yang pas dan mantap. Beda penjual, kata Otong, beda pula rasa cuko buatan mereka.

Pempek Ek yang tergolong pempek legendaris di Palembang, misalnya, menyediakan cuko dalam pilihan rasa manis dan pedas di setiap meja yang ada di tokonya di Jalan Lingkaran I, Palembang. Rasa dari cuko inilah, yang dikatakan Rudi, menjadi selera orang Palembang.

Selain cuko pempek, pindang ikan patin yang juga masakan khas Palembang juga merepresentasikan selera khas Palembang yang didominasi paduan asam, pedas, dan manis itu.

Mirip bakso

Namun, pempek tak hanya mewakili selera kuliner khas Palembang. Adonan pempek yang terbuat dari tepung tapioka dan ikan mirip cara memasak bakso yang khas China.

"Di China, adonan dari bahan yang sama dengan pempek dibuat pipih, dikukus, lalu digoreng. Biasanya dipakai untuk campuran masakan. Baksonya ada yang dijual sebagai makanan kecil, ditusuk seperti sate, digoreng lalu dikasih sambal karena di sana tidak mengenal cuko," kata Rudi, yang nama kecilnya yaitu Ek, dipakai sebagai merek dagang pempeknya.

Darwis, Wakil Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Sumsel, menceritakan hal serupa. Darwis tak bisa memastikan kapan pempek mulai muncul di Palembang. Namun, kebiasaan orang China membuat bakso, dikatakan Darwis, dibawa oleh mereka yang datang ke Palembang.

"Ketika tiba di Sungai Musi, mereka melihat banyak ikan air tawar. Selain itu, Palembang juga kaya dengan ubi kayu yang menjadi bahan pembuatan tepung tapioka. Dua bahan inilah yang menghasilkan pempek," kata Darwis.

Namun, untuk mendapatkan ikan, terutama ikan belida, di Sungai Musi saat ini tidaklah mudah. Untuk mempertahankan rasa gurih dari ikan belida, Rudi mendatangkan ikan tersebut dari sungai di Banjarmasin, Medan, dan Pekanbaru.

Sejak memulai usaha pempek, melalui tangan ibu Rudi yang menjajakan pempeknya pada 1950-an, ikan belida selalu menjadi pilihan keluarga ini. Begitu pula ketika keluarga Rudi menjual pempek di depan rumah di daerah 10 Ulu hingga pindah ke daerah Ilir pada 1980-an. Karena terbatasnya persediaan ikan belida ini, tak heran Pempek Ek dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pempek di tempat lain.

Dagangan si "apek"

Cerita tentang pempek yang dibuat orang China di Palembang kemudian berkembang. Konon, nama pempek diambil dari panggilan para pembeli untuk penjual pempek. "Pembeli memanggil pedagangnya dengan sebutan 'apek'. Jadi, lama-lama muncul sebutan pempek," kata Ali Hanafiah, Kepala Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Kreativitas pembuat pempek membuat tepung tapioka dan ikan yang tadinya hanya berupa bakso di China berubah menjadi berbagai varian pempek. Selain pempek lenjer, yaitu berupa pempek polos yang bentuknya bulat panjang, ada beberapa jenis pempek yang diberi isian. Misalnya, pempek kapal selam yang diisi telur ayam atau telur bebek dan pistel yang diisi irisan pepaya muda dan ebi.

Ada pula yang variasinya tanpa cuko, yaitu tekwan. Kedua modifikasi bahan pempek yang direbus ini dinikmati dengan kuah bening yang mengandung kaldu udang.

Selain pempek, sepiring mi celor juga mengandung perpaduan budaya Palembang dan China. Pengamat kuliner William Wongso menjelaskan, mi yang dipakai untuk mi celor adalah jenis mi hokkien, yaitu mi yang bentuknya bulat kuning. Jenis mi hokkien antara lain digunakan juga pada mi aceh. Namun, bila mi aceh dimasak dengan kuah kental yang pedas sesuai selera aceh, mi celor dibuat dengan kuah kaldu udang galah.

Salah satu mi celor yang namanya populer di Palembang ada di Rumah Makan Mi Celor 26 Ilir HM Syafei. Mi berwarna kuning bersama taoge dan irisan telur rebus disiram kuah kental yang terasa gurih lalu ditaburi bawang goreng dan seledri. Otak udang satang, sebagai salah satu bahan, membuat kuah kentalnya berwarna agak merah muda.

"Kuahnya terbuat dari campuran kaldu udang dan santan. Jadi terasa gurih," kata Anibah, pemilik Rumah Makan Mi Celor 26 Ilir. Santan ini menjadi semacam variasi karena aslinya, seperti dikatakan William, kekentalan kuah bisa didapat dari kaldu udang galah.

Saat makan pempek, kita seperti sedang mengunyah sejarah Palembang.

Surat Izin untuk Merusak Benda Cagar Budaya

Begawan Arkeologi Indonesia: Nilai Surat Rekomendasi BP3 Jatim Langgar Kode etik

Surabaya- Surat Rekomendasi dari BP3 Jawa Timur untuk Perumnas Biting di Lumajang mendapat perhatian dari para arkeolog dari seluruh Indonesia, bahkan begawan arkeologi Indonesia, Profesor Mundarjito pun angkat bicara. Di sela-sela kongres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) di Hotel Sheraton, Surabaya pada selasa (01/11/2011). Prof Mundarjito (76 tahun) adalah guru besar arkeologi Universitas Indonesia yang pada tahun 2008 menentang keras pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) di Trowulan karena dianggap merusak situs purbakala sangat menyayangkan sampai dikeluarkan surat rekomendasi bagi Perumnas Biting tanpa ada studi kelayakan terlebih dahulu.

“Kalau memang tempat yang akan didirikan suatu bangunan itu tidak ada situs maka sah-sah saja untuk didirikan bangunan tanpa ada studi kelayakan, akan tetapi jika pendirian bangunan itu di kawasan situs maka perlu diadakan studi kelayakan terlebih dahulu serta nantinya akan mengikuti pada UU BCB,” ujarnya.

Prof. Mundarjito mencontohkan pembangunan Museum Borobudur dulu Beliau lakukan dengan studi kelayakan terlebih dahulu dan menyertakan surat perjanjian.

”apabila nantinya bangunan yang akan didirikan mengenai situs, maka akan digeser sampai tidak mengenai situs” ujarnya.

Lebih lanjut Prof. Mundardjito mengatakan bahwa pengembang juga wajib melaporkan melalu dinas terkait jika menemukan suatu temuan purbakala.

“jika dalam pembangunan perumnas itu ditemukan suatu temuan maka pihak pengembang wajib melaporkan melalui dinas Pariwisata setempat,” ujar Beliau.

Seharusnya sebelum mengeluarkan rekomendasi seperti ini harus diadakan studi kelayakan terlebih daulu, jika memang terkendala dana bisa saja bekerjasama dengan pihak pengembang.

”jika tidak diadakan studi kelayakan terlebih dahulu jelas ini menyalahi kode etik,”
ujar Prof Mundarjito.

hebat ya... kepedulian terhadap situs Biting di Lumajang yang merupakan peninggalan dari Arya Wiraraja yang bisa dikatakan salah satu pendukung berdirinya kerajaan besar Majapahit dengan begitu gampangnya dirusak!!!!
semoga para kaskuser banyak yang peduli dengan benda cagar budaya (BCB).



Candi Borobudur Dibangun dengan Ilmu Matematika Modern

Jakarta - Candi Borobudur dibangun antara tahun 750 dan 842. Namun siapa sangka candi tersebut dibangun dengan menggunakan perhitungan matematika yang baru dikenal pada sekitar tahun 80-an.

"Candi Borobudur bersifat fraktal, sebuah struktur geometri kontemporer yang baru dikenal pada dekade 80-an di ilmu matematika modern," kata peneliti Bandung Fe Institute, Rolan MD, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (14/11/2011).

Penelitian tersebut berlangsung sejak 2008 hingga 2011. Dari penelitian itu diketahui bahwa candi-candi di Pulau Jawa dibangun secara algoritimik atau seperti proses pembuatan program komputer, dengan mengikuti prosedur otomata selular totalistik.

"Riset ini juga menunjukan arahan bahwa seluruh candi dibangun dengan rumus yang sama, namun memiliki kondisi inisial dan aturan pembangunan yang berbeda," imbuh Rolan.

Suatu hal yang tidak terduga bahwa ilmu matematika moderen telah diadaptasi dalam pembangunan candi yang memiliki tinggi asli 42 meter ini. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada abad 8-9, peradaban Jawa telah membangun karya seni 3 dimensi yang sangat kompleks, seperti Candi Borobudur dan Prambanan.

"Rumusnya sama tapi penyusunannya beda," ucap Rolan.

Peneliti: Borobudur Adopsi Konsep Fraktal
VIVAnews - Ternyata konsep fraktal tak cuma diterapkan nenek moyang bangsa Indonesia melalui batik dan budaya tekstil saja.
Secara turun temurun tradisi fraktal ini telah mengejawantah dalam desain dan bentuk bangunan peninggalan sejarah seperti candi. Hal ini disimpulkan oleh kelompok riset Bandung Fe Institute, yang selama beberapa tahun terakhir meneliti fraktal dalam kebudayaan Indonesia.
Fraktal adalah bentuk geometris yang memiliki elemen-elemen yang mirip dengan bentuknya secara keseluruhan. Seringkali suatu fraktal memiliki pola tertentu yang mengulang dengan bentuk rekursif dan iteratif.
Salah satu bangunan monumental yang telah menerapkan konsep geometri fraktal, menurut mereka adalah Candi Borobudur, yang ditetapkan sebagai salah satu World Heritage Site (situs peninggalan sejarah dunia) oleh UNESCO.
"Pengukuran yang kami lakukan pada setiap bagian Candi Borobudur, mengkonfirmasi hal ini secara matematis," ujar Hokky Situngkir, peneliti dan President Bandung Fe Institute, dalam sebuah rekaman Videocast yang ia unggah di situs video YouTube.
Menurut Hokky, Borobudur adalah bangun ruang yang memiliki keserupaan dengan elemen-elemen dirinya sendiri. Di dalam Borobudur, misalnya, ada banyak bentuk geometri stupa. "Candi borobudur sendiri adalah stupa raksasa yang di dalamnya terdiri dari stupa-stupa lain yang lebih kecil. Terus hingga ketidakberhinggaan," ia menjelaskan.
Selain itu, Hokky menjelaskan, hal ini juga diverifikasi oleh pengukuran Parmono Atmadi dari UGM, yang menemukan keteraturan bangunan Borobudur yang memenuhi unsur perbandingan 9:6:4.
Rasio itu, misalnya hadir pada perbandingan ukuran tinggi tiga bagian Candi, yakni bagian Arupadhatu (dunia tanpa bentuk) - bagian stupa utama dan stupa-stupa yang membentuk lingkaran, bagian Rupadhatu (dunia bentuk) - bagian yang mencakup stupa-stupa yang berada di landasan berbentuk persegi, serta bagian Kamadhatu (dunia nafsu) - bagian kaki.
Sebelumnya, hipotesis tentang adanya sifat fraktal pada beberapa bangunan candi sudah mengemuka sejak beberapa tahun lalu. Hal yang sedikit membingungkan adalah, nenek moyang kita tidak mengenal ukuran metrik standar, namun mereka mampu membuat bangunan-bangunan yang demikian kompleks seperti Borobudur.
"Bagaimana mungkin sebuah peradaban yang tak punya sistem metrik standar, pemahaman mekanika dan statika modern, mampu mendirikan bangunan yang sedemikian kompleks seperti Borobudur? Jawabannya adalah cara ber-geometri nenek moyang kita mungkin adalah fraktal geometri!" kata Hokky.
Borobudur sendiri adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824 M oleh Raja Mataram bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra, yang menganut agama Budha Mahayana.
Candi yang memiliki 2.672 panel relief, serta 504 patung Buddha, itu sempat terkubur oleh lapisan vulkanik selama beberapa abad dan dikelilingi oleh rerimbunan hutan, sebelum akhirnya ditemukan kembali pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. (umi)